Kamis, 04 November 2010

Patience

Yohanes seorang guru sekolah dasar yang mengabdikan dirinya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga ketika ia diutus untuk mengajar di sebuah sekolah dasar di daerah terpencil ia menyanggupinya. Ia dan seorang istrinya dan seorang anaknya yang masih balita pun berangkat ke desa tersebut. Perjalanan yang mereka tempuh sangat jauh dan sulit, desa yang dituju dapat ditempuh selama 4 jam dari kota terdekat. Desa tersebut dihuni sekitar 50 kepala keluarga dan tidak jauh dari situ terdapat sebuah desa lagi yang lebih kecil.
Ketika sampai didesa yang dituju, kepala desa dan warga desa tersebut menyambut keluarga Yohanes dengan sukacita. Mereka senang karena ada orang yang mau berkorban menjadi guru di tempa tinggal mereka yang terpencil.
Hari berganti, minggu berlalu dan bulan terlewati, keluarga Yohanes telah akrab dengan hampir seluruh warga desa. Mereka keluarga yang takut akan Allah sehingga tidak hanya mengajar, mereka pun banyak bersaksi kepada tetangganya. Warga desa sangat menghormati mereka karena mereka benar-benar menjadi berkat dan banyak membantu di desa tersebut. Mereka mulai merintis komsel walaupun jumlahnya sangat kecil tapi Yohanes tidak patah semangat.
Semua berjalan mulus sampai suatu ketika, hari itu Yohanes mengajar seperti biasa dan ketika mengajar ia mendapati beberapa anak dari desa tetangga selalu membuat onar. Setelah beberapa kali ditegur Yohanes memarahi dan mengeluarkan mereka dari kelas. Setelah pulang sekolah anak-anak tadi melapor pada orang tua mereka dan orang tua mereka menjadi marah dan menyusun rencana jahat untuk membalas kejadian tadi.  
Seperti biasa setiap akhir bulan Yohanes dan keluarga selalu pergi ke kota yang terdekat untuk melaporkan hasil pekerjaannya dan untuk mengambil gaji. Karena jarak yang cukup jauh maka mereka selalu menginap di kota tersebut. Hari itu mereka berangkat ke kota tanpa menyadari sesuatu akan terjadi dengan rumahnya Ternyata orang-orang di desa sebelah telah mengatur siasat untuk membakar rumah keluarga Yohanes pada tengah malam. Tengah malam pun tiba, hanya binatang malam saja yang masih membuka mata, dimulailah pembakaran rumah   Yohanes, dengan disiram minyak tanah rumah tersebut terbakar dengan cepat menghanguskan apa saja didalamnya tanpa peduli sekeliling.
Penduduk desa terbangun tapi tak dapat berbuat banyak, mereka mengaksikan si api merah melahap setiap sudut rumah Yohanes. Keesokkan harinya keluarga Yohanes kembali kerumahnya dan hanya mendapati sebuah bangunan yang telah hangus. Ia dan istrinya sangat terpukul dan sedih. Kepala desa dan para tetangga memberikan penghiburan dan membantu sebisanya.
Beberapa hari kemudian terungkaplah siapa dan kenapa rumah keluarga Yohanes dibakar. Warga desa sangat marah mengetahui alasan yang sangat kecil tersebut. Warga desa merencanakan membalas dendam kepada desa tetangganya itu, tetapi Yohanes dan kepala desa dengan berbagai cara mencegahnya. Jika itu semua kehendak Tuhan maka aku percaya Ia tidak akan meninggalkan aku dan jika Yesus saja mengampuni manusia yang banyak menyakiti hatiNya dan bahkan menyalibkanNya maka aku akan mengampuni mereka juga. Itulah kata-kata Yohanes kepada seluruh warga desa.  Mendengar perkataan Yohanes semakin banyak warga desa yang bertobat. Hanya karena 1 keluarga yang berkenan kepada Allah maka 1 desa dapat bertobat.

Renungan :
  Terkadang Tuhan mengijinkan semua milik kita diambil agar kita dapat lebih memancarkan terang yang ada dalam diri kita. Yesus ga pernah ninggalin kita, ketika semua milik kita diambil untuk kemulian Allah maka Ia akan memberikan lebih lagi. Allah melihat sikap hati kita, ketika kita memilih benar-benar berserah. maka Allah adalah setia dan adil, Dia ga pernah meninggalkan anakNya. Tetapi jika kita memilih untuk menjauh atau mungkin menghujat Allah maka Allah akan tetap menanti kau balik kepadaNya. Hidup ini pilihan, apa pilihanmu hari ini? Berserah ma Yesus dalam segala hal, atau menjauh dan meninggalkan Yesus ketika masalah dan pencobaan datang?    JLU…  ; - )

(Cerita ini hanya sekedar untuk ilustrasi, jika ada kesamaan nama dan kejadian, itu karena ketidak sengajaan)

Tidak ada komentar: