Jumat, 12 November 2010

Relawan ???

Selamat malam semua.. Malam ini saya ingin membahas mengenai orang-orang yang dikenal dengan sebutan dengan relawan. Wah jika mendengar kata relawan, apa yang ada di benak teman-teman semua? Orang-orang yang tidak ada kerjaan? atau orang-orang yang dibayar untuk membantu orang lain? atau orang-orang yang menolong dengan maksud dan tujuan tersembunyi? atau orang-orang yang sungguh menolong tanpa pamrih bahkan mengorbankan uang dan tenaga mereka?

Saat ini saya sedang menjadi relawan di daerah sekitar Merapi. Beberapa hari yang lalu saya berada di Klaten dan saat ini berada di daerah Muntilan. Saya berangkat bersama dengan 3 orang dokter dan beberapa relawan yang lain.

Kami berusaha memberikan pelayanan medis pada pos pos pengungsi yang masih membutuhkan untuk dilayani secara medis. Selain medis kami juga menyalurkan bantuan dan memberikan bantuan kepada para pengungsi. Apa yang menjadi kebutuhan dari para pengungsi, kai akan berusaha semaksimal mungkin menolong sesuai dengan kemampuan kami.

Apa yang saya dapat belajar sekarang ini? Saya bersama dengan orang-orang yang luar biasa, yang memberikan hidup mereka untuk menolong orang-orang yang membutuhkan. Ada 3 dokter yang luar biasa yang memberikan hidup mereka untuk menolong. Sungguh suatu kehormatan saya dapat bekerja sama dengan mereka. Hati yang mau memberikan yang terbaik untuk orang-orang yang membutuhkan. Mereka meninggalkan pekerjaan mereka yang notabene akan mendapat penghasilan, tetapi mereka menyediakan waktu untuk memberikan beberapa hari mereka menolong pengungsi-pengungsi Merapi.
Rekan-rekan relawan yang bersama dengan saya, tidak kalah luar biasa nya. mereka juga rela berlelah lelah melayani para pengungsi yang membutuhkan.

Saya belajar bagaimana hidup menolong orang lain tanpa pamrih sedikitpun. Bagaimana memberikan yang terbaik sekalipun mungkin tubuh ini lelah, karena harus tidur seperti para pengungsi itu sendiri. Kami tidur dengan seadanya, makan sama-sama dan dengan lauk yang sama yaitu nasi bungkus. hehehe.. Begitu banyak orang yang memberikan waktu, tenaga, uang bahkan rumah mereka untuk dipakai oleh para pengungsi. Sungguh suatu pengalaman yang sangat berkesan untuk saya.

Salut kepada rekan-rekan seperjuangan saya, 3 dokter yang luar biasa dan rekan-rekan relawan yang lain. Saya sangat bersyukur dan banyak belajar dari kalian semua.

Tuhan Memberkati...

Minggu, 07 November 2010

Edelweiss si bunga abadi

Anaphalis javanica adalah nama ilmiah dari tumbuhan Edelweiss jawa atau banyak orang menyebutnya sebagai bunga abadi. Pengalaman pertama saya bertemu dengan Edelweiss adalah ketika tetangga saya naek gunung Ciremai dan membawakan bunga Edelweiss untuk saya. Pengalaman kedua adalah ketika saya mendaki gunung Gede, dimana saya melihat Edelweiss dalam jumlah banyak di alun-alun Surya Kencana. Bunga yang begitu indah dan dapat melunturkan sedikit kelelahan setelah mendaki gunung Gede. Edelweiss memang hanya ditemukan di dataran tinggi.    

 Mengapa banyak orang menyebutnya bunga abadi? Saya pun tidak mengetahui nya, tapi yang saya tahu bunga ini dapat bertahan pada dataran yang sangat tinggi dan tahan terhadap kondisi ekstrim puncak gunung.  Bunga yang tetap indah ketika mentari bersinar terang dan juga tetap indah ketika suhu udara menjadi sangat dingin. Bagaimanapun kondisi di puncak gunung, si Bunga Abadi tidak akan kehilangan pesonanya yang begitu memukau. Menurut saya karena ketahanan Edelweiss itulah yang membuatnya menyandang nama Bunga Abadi.

Apakah sifat dari Edelweiss ini juga ada dalam diri kita?

Sifat yang kuat dan bertahan bahkan tetap bersinar terang dalam keadaan apapun. Ataukah kita akan bersinar hanya ketika dalam keadaan yang baik-baik, tetapi ketika keadaan berubah menjadi buruk maka kita akan lemah dan hancur. Tetaplah memberikan keindahan kepada sekitar kita dalam keadaan apapun.

Biarlah hidup setiap kita menjadi abadi dalam hidup banyak orang. Seperti keindahan Edelweiss yang dapat mengurangi kelelahan para pendaki gunung, semoga melalui hidup kita, dapat meringankan orang-orang lain. 


Tuhan memberkati...

Hahahaha

Ketika mendengar dan melihat, hati bergetar...
Berkata dengan keras, pergilah...
Sekecil apapun yang dapat dilakukan..
Dapat meringankan beban orang-orang..

Tak perduli takut dan gentar...
Tinggalkan rasa nyaman yang ada..
Sekalipun lelah dan letih...
Tetap melangkah pada apa yang dipercayakan Tuhan...

Tuhan menyertai dan memelihara...
Memberikan damai sejahtera..
Untuk hamba-Nya..
Untuk orang-orang yang tersayang...

Kisah Para Rasul 20 : 24
Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.

Tuhan memberkati...

Kamis, 04 November 2010

Patience

Yohanes seorang guru sekolah dasar yang mengabdikan dirinya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga ketika ia diutus untuk mengajar di sebuah sekolah dasar di daerah terpencil ia menyanggupinya. Ia dan seorang istrinya dan seorang anaknya yang masih balita pun berangkat ke desa tersebut. Perjalanan yang mereka tempuh sangat jauh dan sulit, desa yang dituju dapat ditempuh selama 4 jam dari kota terdekat. Desa tersebut dihuni sekitar 50 kepala keluarga dan tidak jauh dari situ terdapat sebuah desa lagi yang lebih kecil.
Ketika sampai didesa yang dituju, kepala desa dan warga desa tersebut menyambut keluarga Yohanes dengan sukacita. Mereka senang karena ada orang yang mau berkorban menjadi guru di tempa tinggal mereka yang terpencil.
Hari berganti, minggu berlalu dan bulan terlewati, keluarga Yohanes telah akrab dengan hampir seluruh warga desa. Mereka keluarga yang takut akan Allah sehingga tidak hanya mengajar, mereka pun banyak bersaksi kepada tetangganya. Warga desa sangat menghormati mereka karena mereka benar-benar menjadi berkat dan banyak membantu di desa tersebut. Mereka mulai merintis komsel walaupun jumlahnya sangat kecil tapi Yohanes tidak patah semangat.
Semua berjalan mulus sampai suatu ketika, hari itu Yohanes mengajar seperti biasa dan ketika mengajar ia mendapati beberapa anak dari desa tetangga selalu membuat onar. Setelah beberapa kali ditegur Yohanes memarahi dan mengeluarkan mereka dari kelas. Setelah pulang sekolah anak-anak tadi melapor pada orang tua mereka dan orang tua mereka menjadi marah dan menyusun rencana jahat untuk membalas kejadian tadi.  
Seperti biasa setiap akhir bulan Yohanes dan keluarga selalu pergi ke kota yang terdekat untuk melaporkan hasil pekerjaannya dan untuk mengambil gaji. Karena jarak yang cukup jauh maka mereka selalu menginap di kota tersebut. Hari itu mereka berangkat ke kota tanpa menyadari sesuatu akan terjadi dengan rumahnya Ternyata orang-orang di desa sebelah telah mengatur siasat untuk membakar rumah keluarga Yohanes pada tengah malam. Tengah malam pun tiba, hanya binatang malam saja yang masih membuka mata, dimulailah pembakaran rumah   Yohanes, dengan disiram minyak tanah rumah tersebut terbakar dengan cepat menghanguskan apa saja didalamnya tanpa peduli sekeliling.
Penduduk desa terbangun tapi tak dapat berbuat banyak, mereka mengaksikan si api merah melahap setiap sudut rumah Yohanes. Keesokkan harinya keluarga Yohanes kembali kerumahnya dan hanya mendapati sebuah bangunan yang telah hangus. Ia dan istrinya sangat terpukul dan sedih. Kepala desa dan para tetangga memberikan penghiburan dan membantu sebisanya.
Beberapa hari kemudian terungkaplah siapa dan kenapa rumah keluarga Yohanes dibakar. Warga desa sangat marah mengetahui alasan yang sangat kecil tersebut. Warga desa merencanakan membalas dendam kepada desa tetangganya itu, tetapi Yohanes dan kepala desa dengan berbagai cara mencegahnya. Jika itu semua kehendak Tuhan maka aku percaya Ia tidak akan meninggalkan aku dan jika Yesus saja mengampuni manusia yang banyak menyakiti hatiNya dan bahkan menyalibkanNya maka aku akan mengampuni mereka juga. Itulah kata-kata Yohanes kepada seluruh warga desa.  Mendengar perkataan Yohanes semakin banyak warga desa yang bertobat. Hanya karena 1 keluarga yang berkenan kepada Allah maka 1 desa dapat bertobat.

Renungan :
  Terkadang Tuhan mengijinkan semua milik kita diambil agar kita dapat lebih memancarkan terang yang ada dalam diri kita. Yesus ga pernah ninggalin kita, ketika semua milik kita diambil untuk kemulian Allah maka Ia akan memberikan lebih lagi. Allah melihat sikap hati kita, ketika kita memilih benar-benar berserah. maka Allah adalah setia dan adil, Dia ga pernah meninggalkan anakNya. Tetapi jika kita memilih untuk menjauh atau mungkin menghujat Allah maka Allah akan tetap menanti kau balik kepadaNya. Hidup ini pilihan, apa pilihanmu hari ini? Berserah ma Yesus dalam segala hal, atau menjauh dan meninggalkan Yesus ketika masalah dan pencobaan datang?    JLU…  ; - )

(Cerita ini hanya sekedar untuk ilustrasi, jika ada kesamaan nama dan kejadian, itu karena ketidak sengajaan)

Senin, 01 November 2010

Bersikap apa adanya, menerima apa adanya...

Sering kali kita mendengar kata-kata menerima apa adanya, bukan ada apanya.. Entah itu ditujukan untuk keluarga kita, orang tua, anak-anak kita dan juga pasangan kita. Kita harus menerima orang-orang didekat kita dengan satu sikap yang benar yaitu menerima mereka apa adanya. Sering kali kesembuhan batin, kepahitan dan orang-orang yang mempunyai kehidupan yang kurang baik dapat menjadi sembuh dikarenakan adanya orang-orang yang dapat menerima mereka apa adanya.

Menerima apa adanya bukan berarti kita tidak pernah menegur pelanggaran yang dilakukan orang-orang terdekat kita. Kita tetap harus mengingatkan bahkan menegur jika orang-orang terdekat kita melakukan kesalahan tetapi kita harus tetap menerima pribadi mereka. Kita harus memberikan teguran yang membangun, motivasi yang benar sehingga orang-orang tersebut dapat mengetahui bahwa mereka tetap diterima.

Dalam hal berpasangan, dalam artian telah berkomitmen untuk menikah atau telah menikah, kata-kata menerima apa adanya menjadi sangat penting karena ketika kita dapat menerima pasangan kita apa adanya maka kita membuka ruang yang sangat besar untuk menerima semua kesalahan dan semua kekuarangan dari pasangan kita. Akan sangat indah ketika kita dapat menerima pasangan kita apa adanya.

Menerima apa adanya sering kali tidak disejajarkan dengan bersikap apa adanya sehingga kita melakukan penerimaan apa adanya yang kurang tepat. Sebagai contoh, jika seorang pria (A) mulai melakukan pendekatan dengan seorang wanita (B). Jika ketika masa-masa pengenalan si A bersikap seperti dibuat-buat agar hanya menyenangkan si B maka ketika si B mulai belajar menerima si A apa adanya, si B menerima apa adanya sikap-sikap yang seperti dibuat-buat tersebut. Dan ketika memulai perjalanan pernikahan maka si A mulai bersikap apa adanya dan si B akan kaget dan bingung karena si A dianggap berubah dan si B akan sulit lagi untuk menerima apa adanya.
Akan ada tuntutan dari kedua belah pihak, yaitu si A akan menuntut mengapa si B tidak menerima dirinya seperti dulu dan si B akan menuntut mengapa si A berubah sehingga sulit untuk si B menerima perubahan tersebut.

Saya diberkati ketika mengobrol dengan seorang Kakak di gereja, ketika bercerita masa-masa dia melakukan pendekatan dengan istrinya, dia berkata 1 statement yang luar biasa, yaitu saya dapat menjadi diri saya dihadapan pasangan (sekarang istri) saya. Tidak ada sikap yang dibuat buat karena dia tahu bahwa pasangannya menerima dia apa adanya.
Bersikap apa adanya bukan berarti kita tidak mau berubah dari setiap sikap buruk kita, kita tetap harus berubah menjadi lebih baik. Bersikap apa adanya lebih diartikan sebagai sikap yang "gombal", hanya menampilkan sikap-sikap seorang yang baik yang mungkin itu bukan sikap kita sehari-hari.

Oleh karena itu sangat penting ketika sedang melakukan pendekatan dengan teman lawan jenis kita, kita harus bersikap apa adanya, dan juga menerima pasangan kita apa adanya...

Tuhan memberkati..