Senin, 01 November 2010

Bersikap apa adanya, menerima apa adanya...

Sering kali kita mendengar kata-kata menerima apa adanya, bukan ada apanya.. Entah itu ditujukan untuk keluarga kita, orang tua, anak-anak kita dan juga pasangan kita. Kita harus menerima orang-orang didekat kita dengan satu sikap yang benar yaitu menerima mereka apa adanya. Sering kali kesembuhan batin, kepahitan dan orang-orang yang mempunyai kehidupan yang kurang baik dapat menjadi sembuh dikarenakan adanya orang-orang yang dapat menerima mereka apa adanya.

Menerima apa adanya bukan berarti kita tidak pernah menegur pelanggaran yang dilakukan orang-orang terdekat kita. Kita tetap harus mengingatkan bahkan menegur jika orang-orang terdekat kita melakukan kesalahan tetapi kita harus tetap menerima pribadi mereka. Kita harus memberikan teguran yang membangun, motivasi yang benar sehingga orang-orang tersebut dapat mengetahui bahwa mereka tetap diterima.

Dalam hal berpasangan, dalam artian telah berkomitmen untuk menikah atau telah menikah, kata-kata menerima apa adanya menjadi sangat penting karena ketika kita dapat menerima pasangan kita apa adanya maka kita membuka ruang yang sangat besar untuk menerima semua kesalahan dan semua kekuarangan dari pasangan kita. Akan sangat indah ketika kita dapat menerima pasangan kita apa adanya.

Menerima apa adanya sering kali tidak disejajarkan dengan bersikap apa adanya sehingga kita melakukan penerimaan apa adanya yang kurang tepat. Sebagai contoh, jika seorang pria (A) mulai melakukan pendekatan dengan seorang wanita (B). Jika ketika masa-masa pengenalan si A bersikap seperti dibuat-buat agar hanya menyenangkan si B maka ketika si B mulai belajar menerima si A apa adanya, si B menerima apa adanya sikap-sikap yang seperti dibuat-buat tersebut. Dan ketika memulai perjalanan pernikahan maka si A mulai bersikap apa adanya dan si B akan kaget dan bingung karena si A dianggap berubah dan si B akan sulit lagi untuk menerima apa adanya.
Akan ada tuntutan dari kedua belah pihak, yaitu si A akan menuntut mengapa si B tidak menerima dirinya seperti dulu dan si B akan menuntut mengapa si A berubah sehingga sulit untuk si B menerima perubahan tersebut.

Saya diberkati ketika mengobrol dengan seorang Kakak di gereja, ketika bercerita masa-masa dia melakukan pendekatan dengan istrinya, dia berkata 1 statement yang luar biasa, yaitu saya dapat menjadi diri saya dihadapan pasangan (sekarang istri) saya. Tidak ada sikap yang dibuat buat karena dia tahu bahwa pasangannya menerima dia apa adanya.
Bersikap apa adanya bukan berarti kita tidak mau berubah dari setiap sikap buruk kita, kita tetap harus berubah menjadi lebih baik. Bersikap apa adanya lebih diartikan sebagai sikap yang "gombal", hanya menampilkan sikap-sikap seorang yang baik yang mungkin itu bukan sikap kita sehari-hari.

Oleh karena itu sangat penting ketika sedang melakukan pendekatan dengan teman lawan jenis kita, kita harus bersikap apa adanya, dan juga menerima pasangan kita apa adanya...

Tuhan memberkati..